Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kasus PMK Tinggi, Peternak Diminta Ikuti Imbauan Dokter Hewan

Di tengah merebaknya wabah Penyakit Kaki dan Mulut (PMK), salah satu dokter hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ngemplak, Yeni Kurniawati mengimbau para peternak sapi untuk menjaga hidrasi sapi-sapinya. Jika biasanya sapi hanya diberi minum sehari sekali, kini peternak diminta untuk tak membatasi jatah minum sapi.

JOGJABERITA- Di tengah merebaknya wabah Penyakit Kaki dan Mulut (PMK), salah satu dokter hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ngemplak, Yeni Kurniawati mengimbau para peternak sapi untuk menjaga hidrasi sapi-sapinya. Jika biasanya sapi hanya diberi minum sehari sekali, kini peternak diminta untuk tak membatasi jatah minum sapi.

“Gejala utamanya (PMK) demam. Kami mengimbau untuk memberikan air ad libitum atau tanpa batas. Jika biasanya diberi minum sehari sekali saat komboran (diberi makan) sekarang tidak dijatah. Harapannya, tiap sapi mempunyai ember minum sendiri. Sewaktu-waktu dia minum, ada minumannya,” katanya saat ditemui di Kandang Taruna Mandiri, Ngaliyan, Widodomartani, Ngemplak, Sleman (22/6).

Dia juga mengimbau, induk sapi terjangkit PMK yang melahirkan diminta untuk langsung dipisahkan. Pasalnya, anakan sapi tersebut dimungkinkan tidak terselamatkan lantaran mengonsumsi susu induk sapi yang terpapar PMK. Hal ini juga mengingat seluruh bagian sapi bisa menjadi media penularan PMK.

“Induk-induk yang positif PMK kalau melahirkan ada kemungkinan pedhetnya itu tidak tertolong karena minum air susu yang mengandung virus. Pedetnya minum virusnya itu. Kalau bisa, mengonsumsi susu tambahan tapi yang khusus ternak, tidak ambil dari susu induknya. Kalau sudah lahiran harus langsung disendirikan,” imbaunya.

Tak hanya itu, Yeni meminta para peternak untuk memberikan asupan vitamin A dan vitamin E. Ini bisa didapatkan dari suplemen vitamin untuk unggas yang dicampurkan ke minuman. Jika sapi dalam kondisi tak mau minum, maka dia mengimbau sapi untuk disuapi dengan botol agar asupan vitamin tetap terpenuhi.

Tak hanya memperhatikan asupan vitamin, aktivitas merumput para peternak pun menurutnya harus menjadi perhatian. Pasalnya, virus dapat menular lewat udara bahkan dari radius 10 km.

“Merumput di dekat lokasi yang kena juga bisa karena airborne. Mungkin kotorannya mengalir di sekitar rumput-rumput, di sekitar kandang itu juga resiko sekali,” ungkapnya. (tio/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *