Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

KASAD Jenderal Dudung Abdurachman Dikukuhkan Menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal Dudung Abdurachman dikukuhkan sebagai Duta Bapakaa Asuh Anak Stunting. Pengukuhan ini bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIX yang dilakukan di Balai Desa Pondokrejo, Tempel, Sleman, Rabu (29/6).

JOGJABERITA – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal Dudung Abdurachman dikukuhkan sebagai Duta Bapakaa Asuh Anak Stunting. Pengukuhan ini bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIX yang dilakukan di Balai Desa Pondokrejo, Tempel, Sleman, Rabu (29/6).

Dia mengatakan, TNI AD terus berupaya untuk ikut serta dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia. Pasalnya, angka stunting di Indonesia yang kini menyentuh angka 24,4 persen diharapkan bisa turun menjadi setidaknya 14 persen.

“Pasca Covid-19, berdampak pada ekonomi, sehingga banyak hal yang kami lakukan. Kami mengadakan fasilitas air bersih, terutama di NTT dan NTB. Pangdam diimbau melakukan kegiatan pompa hidran yang bersifat langsung melakukan pengeboran untuk pengadaan air dari bawah sampai ke atas,” ujarnya saat ditemui di Balai Desa Pondokrejo, Tempel, Sleman.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan ada beberapa penyebab terjadinya stunting pada anak. Diantaranya lingkungan yang kumuh dan air bersih serta fasilitas MCK yang belum memadahi. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan jajaran TNI untuk bahu membahu menbangun jamban dan rumah tidak layak huni, sekaligus penyediaan air bersih.

“Binaan remaja melalui mahasiswa juga dirasa penting. Kami punya program memberikan edukasi di perguruan tinggi, karena 36 persen perempuan mahasiswa dan remaja mengalami anemia. Ketika nikah dan hamil, sebelumnya belum siap,” jelasnya.

Hasto menambahkan, Harganas XXIX mengambil tema “Ayo Cegah Stunting, agar Keluarga Bebas dari Stunting”. Tema ini djambil mengingat prevalensi stunting di Indonesia masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan WHO.

“Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2024 angka prevalensi stunting harus berada di bawah 14 persen. BKKBM menjadi penanggung jawab percepatan penurunan stunting,” ungkapnya. (ang/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *