Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Juli-Agustus Puncak Musim Kemarau, Staklim DIY Prediksi Adanya Potensi Kekeringan

JOGJABERITA

JOGJABERITA – Stasiun Klimatologi (Staklim) DIJ mencatat saat ini merupakan masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Menurut Kepala Staklim DIY Reni Kraningtyas musim kemarau baru benar-benar dimulai pada dasarian kedua hingga ketiga di sejumlah wilayah di DIY.

Misalnya pada dasarian kedua April kemarau terjadi di beberapa kapanewon di Kulonprogo, Sleman, hingga Bantul. Lalu dasarian ketiga April kemarau terjadi di sebagian kapanewon di Kulonprogo. Sementara musim kemarau secara merata di DIY akan terjadi pada dasarian pertama bulan Mei.

“Sehingga jika dirasakan saat ini wilayah Yogyakarta masih dalam masa hidrometerologi. Hujan lebat dan petir masih akan terjadi pada Maret ini,” katanya melalui sambungan zoom, Jumat (31/3).

Reni memprediksi durasi musim kemarau 2023 di wilyah DIJ bervariasi. Mulai dari 16-20 dasarian atau terjadi sekitar 5-6 bulan. Sebagian besar wilayah di Yogyakarta akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus.

Sementara beberapa daerah juga diperkirakan mengalami puncak musim kemarau lebih awal yakni pada bulan Juli. Misalnya di Nanggulan, Sentolo, Minggir, Moyudan, Bantul, dan Pajangan.

Reni melihat adanya potensi bencana hidrometeorologi berupa kekeringan. Ini lantaran terjadinya fenomena El Nino.

“Berdampak pada berkurangnya intensitas curah hujan. Sehingga musim kemarau lebih kering dari biasanya. Perlu waspada dan antisipasi bencana kekeringan pada puncak musim kemarau,” jelasnya.

Reni mengimbau para petani untuk memperhatikan masa tanamnya. Mengingat musim kemarau yang diprediksi akan terjadi panjang dan lebih kering dari biasanya.

Selain itu, instansi terkait juga diminta terus bersiaga. Misalnya BPBD dengan upaya dropping air bersih di wilayah-wilayah kekeringan.

“Wilayah-wilayah yang setiap tahunnya mendapatkan dropping di Gunungkidul dan wilayah lain yang terdampak kekeringan. Kami harap pemangku kepentingan antsipasi sedini mungkin.

Kami harap masyarakat umum update terus informasi cuaca dan iklim di BMKG DIY. Sehingga potensi bencana hidrometeorologi bisa diantisipasi sedini mungkin,” katanya. (ong/eni)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.