JOGJABERITA- Sutradara film Joko Anwar bersama beberapa pemain Pengabdi Setan 2 menggelar meet and greet di Empire XXI, Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Kota Jogja, Sabtu malam (13/8). Tak sekedar menyapa penggemar, mereka juga membocorkan kisah di balik pembuatan film Pengabdi Setan 2.
Joko menjelaskan produksi filmnya kali ini dilakukan di sebuah rumah susun (rusun) di kawasan Jalan Kalimalang, Bekasi Barat, Jawa Barat. Rusun ini merupakan bangunan mangkrak yang dibangun saat kepemimpinan presiden SBY. Joko mengatakan, dalam menemukan lokasi ini membutuhkan waktu cukup lama, yakni selama dua bulan.
“Tadinya ada di beberapa tempat rusun, termasuk di Bandung. Tapi di sana tidak ada yang bersedia untuk dipakai shooting selama 1,5 bulan. Akhirnya saya tanya followers saya di twitter.
Ada yang memberi info soal rusun di Kalimalang,” ujarnya saat meet and greet di Empire XXI Jogja, Sabtu malam (14/8). Joko mengaku dirinya bahkan memanggil ahli bidang bangunan untuk memastikan keamanan rusun tersebut.
Bangunan yang semula baru selesai 75 persen itu, kemudian dia lengkapi dengan menambahkan dinding dan lift serta syarat-syarat keamanan lainnya.
“Bangunan itu kosong selama 15 tahun. Kata orang jadi sarang zombie dan baru 75 persen jadi. Di atas lantai 7 tidak ada pembatas dindingnya, kosong. Akhirnya kami selesaikan dulu. Lokasi shooting ini benar-benar sesuai kriteria skrip. Deskripsi lorong, dll seperti di skrip,” katanya.
Salah satu pemain Pengabdi Setan 2 : Communion Jourdy Pranata mengatakan projek film kali ini sangat berkesan baginya. Dia sengaja diberi kesan berbeda dengan dirinya yang asli dengan sentuhan make up.
Beberapa scene juga diakui menjadi tantangan tersendiri dan menjadi momen yang tidak bisa dilupakan.
“Ada satu scene banjir yang banyak dibilang itu efek CGI (computer generated imagery). Padahal banjir itu benar-benar dibuat dari 30 tanki air, 150.000 liter. Bahkan adegan itu harus diulang dua kali,” kata Jourdy.
Jourdy mengatakan tak ada kendala yang terlalu berarti saat proses pendalaman karakter. Dia mengaku sang sutradara yakni Joko Anwar sangat membimbing dan mengarahkan dia untuk bisa menjadi sosok Dino seperti tertuang dalam skrip.
“Sama bang Joko saya disuruh dengerin lagu-lagu tahun 80-an. Disuruh main ke terminal juga, bagaimana pembawaan preman-preman di sana. Bahkan juga disuruh buncitin perut,” ungkapnya. (ang/red)