Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Jelang Pilpres 2024, Kolasse Meriset Kondisi Ekonomi Masyarakat

Jelang Pilpres 2024, Kolasse Meriset Kondisi Ekonomi Masyarakat

JOGJABERITA– Kolaborasi Strategis (Kolasse) mempresentasikan hasil riset terkait Partisipasi Pemilih dan Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Daerah Istimewa Yogyakarta Desember 2022. 


Acara tersebut dilakukan secara online via Zoom, Kamis siang (29/12). Fokus utama survei dilakukan kepada kelompok usia produktif, yakni kelompok usia 17-25 tahun (gen z), usia 26-41 tahun (gen y), dan usia 42-57 tahun (gen x).

Pada pemilihan umum serentak tahun 2024 mendatang, estimasi jumlah pemilih di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 2,7 juta pemilih.

 
Meskipun bukan merupakan jumlah yang besar jika dibandingkan dengan jumlah pemilih dalam skala nasional, namun DIY memiliki peran yang signifikan dalam penentuan pemenangan kepemimpinan nasional. 


Praktik sosial politik di DIY kerap kali menjadi acuan bagi tindakan nasional, seperti misalnya kerja sama antar-desa ketika DIY terkena bencana alam beberapa tahun silam. 

Di luar aspek tersebut, DIY banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional yang memiliki dampak pada kebijakan di tingkat pusat.


Ada sekitar 500 responden dari periode tanggal 8 – 18 Desember 2022 yang dilakukan oleeh Daniel Kalangie dan Satria Aji Imawan selaku anggota Kolaborasi Strategis.

484 responden adalah kelompok usia produktif, yakni kelompok usia 17-25 tahun (gen z), usia 26-41 tahun (gen y), dan usia 42-57 tahun (gen x). 16 responden sisanya adalah berumur 57 tahun ke atas.


Mada Sukmajati selaku Dosen UGM dan ahli pemilu mengatakan kebanyakan 60 persen adalah kategori pemilih muda. 

“Perlu di kedepankan di dalam narasi tentang regenerasi kepemimpinan di pilpres tahun 2024 nanti, itu temuan temuan yang sangat menarik apalagi yang kaitanya dengan pemilih muda, hitungan KPU kalo ga salah 60 persen di pemilih pemilu 2024,”ujarnya.

Kondisi ekonomi rumah tangga para pemilih membaik. Sebesar 56,5 persen (jauh membaik 8,6 persen, membaik 47,9 persen) warga masyarakat DIY merespons bahwa kondisi ekonomi rumah mereka saat ini mengalami peningkatan dibanding setahun yang lalu, sedangkan sebesar 20,3 persen (memburuk 17,8 persen, jauh memburuk 2,5 persen) menyatakan mengalami penurunan.

Laporan Badan Pusat Statistik DIY berjudul “Statistik Ketenagakerjaan 2021-2022” menunjukkan bahwa pekerjaan utama di DIY per Februari 2022, persentase tertinggi ada pada Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (21,82 persen), disusul Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor (18,89 persen), adapun pada posisi ketiga terdapat industri pengolahan (13,39 persen).(tio/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *