JOGJABERITA- Kawasan Jalan Senopati Kota Yogya kini tengah direvitalisasi. Tujuannya untuk membangun jalur pedestrian di kedua sisinya. Penataan ini merupakan kelanjutan dari revitalisasi pedestrian Jalan KH. Ahmad Dahlan beberapa waktu lalu.
Anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogya Baharuddin Kamba melakukan pemantauan di lokasi revitalisasi. Hal ini guna memastikan proyek revitalisasi pedestrian Jalan Senopati berjalan sesuai dengan aturan. Dia mengatakan nantinya diharapkan pengerjaan proyek pedestrian ini tak hanya dilakukan tepat waktu.
Namun juga menggunakan bahan-bahan bangunan yang tepat. Kamba mengatakan, revitalisasi ini menggunakan dana kesitimewaan (danais) sebesar Rp 15,9 milyar.
“Jangan sampai hasil proyek revitalisasi Jalan Senopati Kota Jogja bernasib sama dengan di Jalan KH. Ahmad Dahlan. Karena belum satu tahun, sejumlah pembatas jalan trotoar mengalami kerusakan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (18/8).
Dia menambahkan, beberapa pembatas trotoar bahkan dijadikan tempat untuk membuang sampah lantaran tutupnya hilang. Kawasan trotoar juga dialihfungsikan menjadi lahan parkir. Besar harapan Forpi Kota Yogya agar kejadian semacam ini tak terulang lagi.
“Pengaturan lalu lintas selama pengerjaan proyek berlangsung juga perlu diperhatikan. Jangan sampai mengganggu, apalagi menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Mengingat kawasan Jalan Senopati Kota Jogja padat kendaraan yang melintas,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogya Hari Setya Wacana mengatakan revitalisasi dilakukan pada trotoar di Jalan Senopati kurang lebih sepanjang 850 meter. Baik di sisi utara maupun selatan. Pengerjaan telah dimulai sejak akhir Juli lalu. Diperkirakan akan rampung pada pertengahan Desember mendatang.
Dia menambahkan, revitalisasi telah memasuki tahap pembersihan. Selain itu juga dilakukan proses persiapan pemasangan teraso serta pembenahan inlet saluran air hujan. Hal ini mengingat dia mendapati beberapa titik inlet saluran air hujan dalam kondisi tak berfungsi, sehingga pembuangan air menjadi tidak optimal.
“Konsepnya nanti senuansa dengan Malioboro. Saat pengerjaan tidak ada penebangan pohon. Nantinya nemiliki kesan longgar yang nyaman digunakan untuk pejalan kaki,” katanya. (tio/red)