NASIONALTERKINI -Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra menjelaskan Pameran sejarah Vredeburg Fair ke-10 memamerkan koleksi masterpiece yang sangat berharga, yaitu Tongkat Kanjeng Kiai Cokro dan Tombak Kanjeng Kiai Rondhan. Itu adalah dua pusaka milik Pangeran Diponegoro yang menjadi saksi bisu dari Perang Jawa tahun 1825-1830.
Setelah melalui proses repatriasi dan kembali ke Indonesia sejak tahun 2015, tongkat dan tombak ini untuk pertama kalinya dipamerkan di Yogyakarta dalam rangkaian acara Vredeburg Fair 2024.
Koleksi masterpiece yang dipamerkan ini bukan hanya koleksi biasa, melainkan simbol dari perjuangan dan spiritualitas Pangeran Diponegoro. Tongkat Kanjeng Kiai Cokro memiliki sejarah panjang, dimulai dari Kesultanan Demak pada abad ke-16, sebelum akhirnya menjadi pusaka Pangeran Diponegoro pada tahun 1815. Tongkat Kanjeng Kiai Cokro memiliki panjang 1,4 meter dan memiliki simbol cakra di ujung atasnya.
Sementara itu, Tombak Kanjeng Kiai Rondhan merupakan salah satu pusaka kesayangan milik Pangeran Diponegoro dan memiliki keterkaitan erat dengan perjalanan perlawanan Diponegoro, termasuk peristiwa saat tombak ini hilang dalam penyergapan di pegunungan Gowong pada tahun 1829.
“Pelaksanaan berbagai rangkaian kegiatan publik dalam Vredeburg Fair 2024 merupakan bentuk upaya Indonesian Heritage Agency dalam mewujudkan pilar reprogramming guna mewujudkan konsep re-imajinasi museum yang hadir dengan wajah baru dan program publik yang menarik. Dengan mengadakan pameran dengan sejarah penting serta menampilkan pusaka seperti Tongkat Kanjeng Kiai Cokro dan Tombak Kanjeng Kiai Rondhan, kami berharap pengunjung dapat merasakan dan memahami lebih dalam arti dari perjuangan dan keberanian Pangeran Diponegoro,” jelasnya, Selasa (17/9).
Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg M. Rosyid Ridlo mengatakan Dengan dipamerkannya pusaka Pangeran Diponegoro, pengunjung tidak hanya diajak untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk meresapi semangat perjuangan yang diwariskan oleh Pangeran Diponegoro yang merupakan seorang pahlawan nasional. Tongkat dan tombak ini mewakili lebih dari sekadar objek material, keduanya adalah representasi dari semangat perlawanan terhadap ketidakadilan.
Tidak hanya menghadirkan koleksi pusaka milik Pangeran Diponegoro sebagai koleksi pameran khusus periode perang Jawa, Vredeburg Fair 2024 juga menyajikan koleksi yang mewakili periode revolusi dengan menghadirkan koleksi tentang keberanian rakyat dalam perang gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman, dan juga koleksi Baju dan Mobil yang digunakan oleh Sultan Hamengkubuwono X, mewakili periode reformasi di Yogyakarta.
“Kehadiran dua pusaka milik Pangeran Diponegoro dan juga berbagai koleksi sejarah penting lainnya di Vredeburg Fair 2024 menjadi kesempatan langka bagi pengunjung untuk menyaksikan langsung salah satu simbol penting dari perjuangan kemerdekaan Indonesia,” ucapnya. (cui/rty)