NASIONALTERKINI – Bambu merupakan salah satu bentuk biomaterial yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Bambu dapat memiliki nilai tambah hingga berpuluh-puluh kali lipat jika diolah menjadi bentuk yang lebih menarik.
Menyadari besarnya potensi bambu untuk dikembangkan di wilayah Asia Tenggara, INSTIPER Yogyakarta dipercaya melaksanakan Training of Trainers Bamboo Village Sustainable Landscape.
Kegiatan ToT Bamboo Village Sustainable Landscape Batch 1 dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 18-22 September 2023. Kegiatan ToT ini tidak hanya dilaksanakan di kampus INSTIPER Yogyakarta namun juga dilaksanakan di Hutan Bambu Bulaksalak, Cangkringan.
Peserta yang dari Indonesia berasal dari berbagai instansi seperti Univeristas Mulawarman, UNS Solo, Universitas Muhammadiyah Malang, INSTIPER Yogyakarta, NGO, Trainers dan Entrepreneur.
Rektor INSTIPER Yogtakarta Harsawardana, menyampaikan, INSTIPER sangat bangga dapat dipercaya oleh CIRAD untuk menyelenggarakan kegiatan ToT Bamboo Village Sustainable Landscape.
“Namun untuk menjaga keberlanjutan dan ketersediaan bambu harus diperhatikan secara serius karena saat ini pada umumnya bambu masih dibudidayakan masyarakat secara tradisional. Dengan adanya training ini semoga akan muncul banyak trainers yang dapat menyelesaikan masalah tersebut,ujarnya Senin (18/9).
Ketua Panitia Agus Setyarso menjelaskan kami mendesain acara training ini secara serius baik dari materi yang akan disampaikan kepada peserta maupun kompetensi yang akan diperoleh setiap peserta.
Lokasi training yang langsung berada di hutan bambu Bulaksalak juga akan memudahkan peserta menyerap materi yang disampaikan tentang keanekaragaman bambu dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat akan menginisiasi desa wisata bambu.
Dengan mendatangkan petani bambu dari Kelompok Bambu Lestari, peserta dapat melakukan pendalaman melalui indepth interview. Kemampuan peserta menjadi seorang trainers diuji melalui presentasi hasil diskusi kelompok, presentasi individu, dan microteaching di hari terakhir.
“Terdapat 15 kompetensi yang diujikan dalam pelatihan ini dan peserta yang mengikuti keseluruhan training ini akan mendapatkan sertifikat peserta 38 jam pelajaran (38 JP),”katanya.
Direktur Institute of Tropical Forestry & forest Products (INTROP) Universitas Putra Malaysia Khalina menuturkan saya sangat mengapresiasi INSTIPER Yogyakarta yang telah mempersiapkan acara ini dengan sungguh-sungguh.
Materi yang disampaikan sangat menarik karena di Malaysia pemanfaatan bambu belum seperti di Indonesia dan juga ahli-ahli pengolahan bambu masih belum banyak.
Saat ini saya juga mengajak beberapa staff untuk mengikuti training ini dan mempelajari penyelenggaraan training seperti ini.
“Harapannya kami dapat nereplikasi acara pelatihan seperti ini untuk bisa diselenggarakan di Malaysia,”katanya. (Ong/eng)