NASIONALTERKINI– PSS Sleman harus puas bermain imbang 2-2 saat menghadapi Persikabo 1973. Pertandingan pekan ke-23 BRI Liga 1 2023-2024 ini berlangsung di Stadion Sultan Agung Bantul, Minggu (4/2) malam WIB.
Di babak pertama, Persikabo rupanya bisa unggul lebih dulu. Kaven Aleman bisa membawa Persikabo memimpin 1-0 di menit ke-29, memanfaatkan umpan Myat Khaung Khant.
Namun, keunggulan Persikabo 1973 bisa dibalas jelang istirahat. PSS Sleman mendapat penalti, dan bisa dikonversi Jonathan Bustos menjadi gol, skor 1-1 bertahan hingga jeda.
Begitu babak kedua dimulai, PSS Sleman langsung tancap gas melancarkan serangannya. Kim Jeffrey Kurniawan melakukan tendangan namun tembakannya meleset dari sasaran.
Pada menit ke-61, Esteban Gabriel Vizcarra sukses mencetak gol untuk PSS Sleman. Gol sang mantan pemain Persib Bandung itu membuat Super Elja berbalik unggul 2-1 atas Persikabo.
Hingga menit 84, PSS Sleman terus menggebrak pertahanan Persikabo. Kali ini peluang diciptakan Jonathan Ezequiel Bustos namun tak menjadi gol.
Sialnya, Persikabo berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-92. Lucky Octavianto mencetak gol penyeimbNg yang membuat laga berakhir 2-2.
Hasil ini membuat PSS Sleman masih bertahan di peringkat 14 klasemen Liga 1 dengan 27 poin dari 24 laga. Sementara Persikabo 1973 masih di zona merah, yakni di posisi 17, dengan 17 poin.
Pelatih PSS Sleman Risto Vidakovic menjelaskan sebenarnya tidak ada yang senang karena kami berekspektasi untuk menang hari ini tapi ada keadaan di tim yang sedang di situasi sulit. Kami bermain tandang di stadion yang berbeda dengan kandang kami tanpa adanya suporter.
Ada banyak hal yang bermain melawan kita. Saya pikir sulit susah untuk para pemain selalu karena perlu adaptasi di situasi yang berbeda. “Kami telah memberikan segalanya hari ini tapi sayangnya mereka mencetak gol di menit akhir dan masih banyak permainan yang dimainkan jadi kita harus melupakan pertandingan hari ini secepatnya dan fokus di pertandingan berikutnya,”ujarnya.
Risto menuturkan saya pikir pemain yang bermain bagus saat itu, jadi kami pikir kita tidak punya kesulitan untuk melakukan perubahan. Tidak ada alasan untuk mengganti pemain karena kami butuh pemain yang tinggi. Sayangnya kami punya semua pemain yang ada di bangku cadangan sedikit kecil.
Jadi jika saya mengganti pemain, mungkin di tendangan pojok kami akan kesulitan dan saya tetap menjaga pemain tinggi di dalam lapangan dan itulah alasan kenapa saya tidak mengganti pemain.
Tidak, mereka adalah pilihan tapi saya pikir tidak perlu untuk mengganti. Jika pemain yang main bermain bagus. Di kasus ini mereka mencetak gol dari jarak jauh jadi itu tidak mungkin bahkan jika kita mengganti pemain itu tendangan jarak jauh jadi mengganti pemain tidak merubah apapun.
“Kita bermain di rumah tapi tanpa suporter. Sekarang kami bermain tandang tanpa suporter juga jadi itu lebih susah. Jadi saya harap semoga di pertandingan berikutnya ketika bermain di kandang akan bersama suporter dan itu merubah banyak hal karena sulit untuk bermain kandang tanpa dukungan.
Kami bermain dua pertandingan di lapangan kami dan ini adalah pertandingan pertama di luar, ini bukan lapangan kami, sesuatu yang baru juga untuk kami dan semua pemain dan tanpa suporter pula. Jadi itu sulit untuk bermain dengan keadaan seperti ini.
Tidak saya pikir bagi saya untuk memilih pilihan ini kami ingin menjaga bola, menahan bola lebih banyak di sepeetiga akhir lapangan musuh. Itu adalah pilihan tepat untuk memainkan Hokky untuk bermain seperti itu,”katanya. (eng/ang)