NASIONALTERKINI.Yogyakarta kembali hidup dengan suasana sakral pada Senin (16/09) pagi saat Upacara Grebeg Mulud digelar di Kraton Yogyakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagai tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, Garebeg Mulud merupakan momen penting yang selalu dinantikan dalam kalender budaya dan agama masyarakat Yogyakarta.
Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta di penuh masyarakat, tiga gunungan diarak, terdiri dari dua Gunungan Kakung dan satu Gunungan Putri, yang dikawal oleh bregada prajurit Kraton. Prosesi dimulai dari Kagungan Dalem Keraton, dan rombongan tiba di Masjid Gedhe sekitar pukul 10.00 WIB. Momen ini tak hanya menjadi tontonan menarik, namun juga mengandung makna mendalam. Gunungan tersebut melambangkan sedekah dari Sultan kepada rakyatnya, sebagai bentuk rasa syukur Kraton kepada Tuhan.Grebeg Berlangsung :Senin:26/09/2024 Jam:10.00Wib di Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta
Setelah tiba di Masjid Gedhe, gunungan-gunungan tersebut didoakan oleh para Abdi dalem. Dua Gunungan Kakung kemudian dibagikan kepada ribuan warga yang telah menunggu sejak pagi. Sementara itu, Gunungan Putri dibawa masuk ke dalam masjid dan diberikan kepada Abdi dalem.
Kerumunan masyarakat dari berbagai kalangan memenuhi area masjid, berharap mendapatkan berkah dari gunungan. Salah satu warga, Sekar, yang datang bersama Ibunya, berbagi pengalamannya. “Ini pertama kalinya saya mendapatkan wajik dari Abdi dalem. Biasanya, saya hanya menonton dari kejauhan. Rasanya sangat berbahagia, dan saya percaya ini akan membawa berkah,” ujarnya penuh bahagia
Bagi warga Yogyakarta, upacara Grebeg Mulud bukan sekadar tradisi, tetapi juga momen religius yang sangat dinantikan. Ribuan orang hadir setiap tahunnya, berharap mendapatkan keberkahan dari gunungan. Tradisi ini tetap lestari dan menjadi salah satu bukti nyata betapa Kraton Yogyakarta masih menjaga dan merawat warisan budaya serta spiritualitas yang telah ada sejak lama.Pungkas:Sekar(Tyo)