JOGJABERITA– Umat Katolik di Gereja Santo Yusuf, Sariharjo, Ngaglik, Sleman menggelar misa natal, Sabtu (24/12). Berbeda dari tempat-tempat lainnya, gelaran misa natal di Gereja Santo Yusuf dilaksanakan dengan mengusung nuansa Jawa yang kental.
Terlihat para panitia dan masyarakat hadir dengan mengenakan pakaian adat Jawa berupa kebaya dan beskap.
Tak hanya itu, Ketua Panitia Natal 2022 Gereja Santo Yusuf Kris Bangun menjelaskan misa natal juga diiringi dengan musik gamelan. Sepanjang acara juga dibawakan dengan bahasa Jawa.
Kris mengatakan nuansa Jawa selalu diusung pada gelaran natal setiap tahunnya. Menurutnya, ini merupakan salah satu upaya dalam rangka nguri-uri kebudayaan Jawa.
“Bagaimana pun kita tinggal di Yogyakarta turut nguri-uri budaya lokal. Termasuk warga juga pakai pakaian adat karena sebagian besar masih orang sini. Dan yang sepuh juga lebih nyaman menggunakan pakaian Jawa,” kata Kris saat ditemui di Gereja Santo Yusuf, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Sabtu (24/12).
Kris bersama panitia lainnya mengaku cukup kesulitan dalam melakukan persiapan natal 2022. Ini karena pertama kalinya natal digelar tatap muka secara penuh usai pandemi Covid-19. Persiapan yang cukup sulit menurutnya adalah latihan gamelan.
“Ini kali pertama kita menyelenggarakan acara lagi sejak pandemi. Kami lumayan gagap karena sudah lama tidak ada kegiatan. Termasuk gamelan juga lama tidak latihan,” katanya.
Salah satu warga Ngaglik Nanik mengaku senang hati mengenakan pakaian adat saat misa natal pertama kali ini. Bahkan Nanik sengaja menyewa kebaya dari tempat penyewaan pakaian adat sejak beberapa hari lalu.
Kebaya ini juga dikenakan untuk menyesuaikan dengan gelaran misa yang menggunakan bahasa Jawa dan diiringi gamelan. Nanik mengapresiasi para panitia yang mengajak masyarakat untuk mengenakan pakaian adat.
Menurutnya, ini penting untuk terus dilakukan untuk melestarikan kebudayaan Jawa agar tak hilang ditelan zaman.
“Misa pertama ini pakai bahasa Jawa dan musik gamelan, jadi memutuskan untuk pakai kebaya. Karena kita tinggal di Yogya, kita nguri-uri kebudayaan Jawa. Dan gereja juga ikut melestarikan budaya Jawa,” ungkap Nanik.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa memastikan gelaran natal di Kabupaten Sleman berjalan dengan aman. Pihaknya turut menerjunkan sejumlah personil untuk melakukan pengamanan.
Dia menambahkan, natal pada tahun lebih ramai dari tahun sebelumnya. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencega penularan Covid-19.
“Kami melakukan monitoring langsung ke beberapa gereja di Kabupaten Sleman dalam rangka untuk meyakinkan pelaksanaan natal dan tahun baru bisa berjalan dengan baik, aman, lancar, tidak ada kendala. Ini patut kita syukuri bersama. Tapi tidak mengurangi kehati-hatian kita tetap menjaga prokes,” imbau Danang. (eko/iin)