JOGJABERITA – Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan menyebut belum ada instruksi bagi masyarakat untuk mengungsi usai terjadinya guguran awan panas Merapi, Sabtu siang (11/3). Meski demikian, pihaknya tetap menyiapkan barak-barak pengungsian. Total ada 32 barak pengungsian yang disiapkan dan berfokus pada area barat yakni Pakem dan Turi. Diantaranya di Kalurahan Purwobinangun, Wonokerto, Hargobinangun, dan Girikerto.
“Semua sudah siap, ready. Sudah digelar tikarnya tinggal manggon (menempati). Tetapi hari ini kita belum mendapatkan perintah evakuasi. Jadi masyarakat lebih banyak stand by di titik kumpul,” ujar Makwan usai dihubungi, Senin (13/3).
Pihaknya juga telah melakukan pendataan penduduk di masing-masing kalurahan. Terutama pada kelompok-kelompok rentan.
Makwan menambahkan, selain barak pengungsian pihaknya juga menyiapkan Early Warning System (EWS). Ada sebanyak 36 EWS yang disiapkan dan tersebar di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi.
Utamanya yang dekat dengan penduduk. EWS ini dipastikan siap dibunyikan saat ada indikasi kondisi bahaya yang akan terjadi di wilayah.
“EWS dibunyikan jika terjadi ancaman dekat dengan penduduk,” katanya.
Sejauh ini beberapa aktivitas di kawasan Merapi telah dihentikan. Diantaranya aktivitas penambangan pasir di alur sungai.
Aktivitas yang sangat dekat dengan puncak juga dihentikan. Misalnya seperti di Sungai Gendol, wisata jip lava tour, Bunker Kaliadem, hingga Bukit Klangon.
“Sementara agar masyarakat menghindari aktivitas di lokasi paling berisiko tinggi apabila terjadi luncuran awan panas,” imbaunya. (iin/eng)