JOGJABERITA – Untuk memastikan keamanan pangan selama Ramadan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menggelar uji laboratorium makanan takjil. Sampel yang diambil merupakan jajanan atau takjil yang dijual di Pasar Ramadan Jalan PJKA Beran, Sleman.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Sleman Tunggul Birowo menyebut pengujian laboratorium ini untuk memastikan tidak adanya bahan berbahaya pada makanan yang dijual di pasar Ramadan. Dia mencontohkan, misalnya penggunaan boraks yang biasanya terdapat pada jenis makanan bakso.
“Di mie juga ada yang mengandung boraks. Berarti tidak memenuhi syarat. Kolang-kaling ada bahan pewarna yang bukan untuk makanan,” kata Tunggul ditemui di Pasar Ramadan Jalan PJKA Beran, Sleman, Selasa sore (11/4).
Kali ini sebanyak 16 sampel makanan diambil dari total 52 pedagang takjil di pasar Ramadan. Usai dilakukan pemeriksaan, seluruhnya dinyatakan aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Hasil yang sama juga ditemui di Pasar Ramadan Klebengan beberapa waktu lalu. Saat itu Dinkes Sleman bersama BBPOM DIY melakukan pemeriksaan sampling.
Dari 17 sampling yang diperiksa, hasilnya negatif bahan kimia berbahaya atau aman untuk dikonsumsi. Tunggul tetap meminta masyarakat untuk waspada. Utamanya anak kecil yang biasanya lebih tertarik pada jajanan yang memiliki warna mencolok.
“Kadang kalau anak itu masih senang es nya yang warnanya merah menyala atau kuning menyala. Itu kami mencurigai bisa jadi bahan pewarna tambahannya bukan untuk makanan. Atau misalnya habis dicicipi meninggalkan sisa rasa pahit, itu tidak aman untuk dimakan,” jelasnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Farmasi dan Kesehatan Makanan Minuman Dinkes Sleman Gunanto menjelaskan bahan kimia tambahan pada makanan memang tak memberi efek secara langsung. Ini karena biasanya bahan kimia tersebut ditambahkan dalam jumlah yang sedikit.
Namun, jika terus-terusan dikonsumsi akan memberi efek yang tidak baik bagi tubuh. Bahkan bisa memicu timbulnya penyakit.
“Ketika terserap di dalam tubuh, banyak sekali konsekuensinya. Mulai dari keluhan ringan sampai beberapa penyakit modern seperti kanker karena karsinogen. Dipicu dari penyerapan zat-zat yang tidak boleh ada dalam makanan terserap tubuh.
Kemudian berikatan dengan sel-sel tertentu. Ini kalau tidak diterima baik oleh sel tubuh akan menjadi perkembangan sel tubuh yang di luar batas normal,” jelasnya. (tio/wer)