Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Dibuat Gunakan Alat Tradasional, Telur Gobal Gabul Mbak Yuni Kotabaru Banyak Dicari Pecinta Kuliner

NASIONALTERKINI– Kuliner Jogja jadi salah satu yang diburu wisatawan ketika akan menghabiskan waktu dan berlibur di Kota Jogja. Warung Pojok Mbak Yuni adalah adalah salah satu yang banyak direkomendasikan. Warung tenda kaki lima yang juga dikenal dengan sebutan Warjok Mbak Yuni itu berlokasi di Jalan I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogja. Wahyuni atau lebih dikenal dengan Yuni, selaku pemilik warung mengatakan bahwa Ia sudah berjualan sejak tahun 2007. Dulunya warung tersebut dirintis oleh neneknya, berupa warung semi permanen. Kemudian dilanjutkan oleh Yuni, dengan sistem bongkar pasang warung tenda. “Awalnya warung ini punya Si Mbah, bentuknya ya warung semi permanen. Terus saya lanjutin sampai sekarang, tapi ya pakai tenda ini. Kalau jualannya itu dari dulu sama, menu ramesan masakan Jawa,” tuturnya saat ditemui di warung Kamis (7/11).

Warung Pojok Mbak Yuni menawarkan menu ramesan, dengan aneka sayur, dan lauk pauk masakan rumahan dengan cita rasa khas Jawa. Salah satu menu yang paling cepat habis dan jadi favorit pelanggan adalah telur gobal-gabul. “Telur gobal-gabul itu saya racik sendiri, telur dadar pakai daun bawang tambah tepung terus digoreng sampai kering biar krispi. Ternyata banyak yang suka dan kemarin ya sempat viral itu, tapi lauk yang lain pelanggan juga suka. Jadi imbang, antara telur, ayam, ikan, tahu, tempe,” jelasnya.

Dalam satu hari, Warung Pojok Mbak Yuni biasa menghabiskan 60 kilogram telur, untuk bahan pembuatan telur gobal-gabul. Menariknya, semua masakan yang disajikan di Warung Pojok Mbak Yuni dibuat dengan alat tradisional yaitu anglo dan arang, bukan menggunakan kompor. “Kalau pakai anglo sama arang ini masakannya jadi lebih tanak, matang secara menyeluruh, dan bumbu lebih meresap. Untuk masak nasi juga lebih bagus, bisa tahan lama dan lebih pulen,” ujarnya.

Nanik dan Sumartini, pelanggan Warung Pojok Mbak Yuni menceritakan bagaimana perjuangan mereka untuk bisa mendapatkan satu porsi menu ramesan dan telur gobal-gabul. “Datang ke sini harus dari pagi, antreannya sangat panjang. Kadang juga harus nunggu telur gobal-gabul itu matang, karena paling cepat habis. Rela antre karena memang enak dan masakan rumahan, masakan Jawa di sini cita rasanya sedap,” ungkap mereka.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.