JOGJABERITA– Tak melulu menghabiskan masa liburan di objek wisata, sesekali tak ada salahnya untuk menjajal destinasi wisata yang berbasis pedesaan di Kabupaten Sleman.
Wisatawan bisa memilih berbagai alternatif desa wisata, salah satunya di Kalurahan Nganggring, Girikerto, Turi, Sleman.
Di sini, wisatawan bisa mendapatkan edukasi mengenai budidaya kambing hingga pengolahan susu kambing menjadi berbagai produk.
Ketua Desa Wisata Nganggring Dwi Azis Saputra menjelaskan Desa Wisata Nganggring telah berdiri sejak 2016. Hingga kini total terdapat 800 ekor kambing peranakan etawa (PE).
Seluruhnya mampu menghasilkan susu hinga 28.800 liter/ tahun. Omzet dari penjualan susu bahkan mencapai Rp 489.600.000/ tahun.
Selain dijual begitu saja, susu kambing etawa juga diolah menjadi berbagai produk seperti sabun susu.
Produksi sabun susu mencapai 200 pcs dengan omzet Rp 2.400.000/ tahun. “Ada beberapa juga pengolahan pakan.
Ketika ke depan popularitas kambing semakin banyak tetapi penghijauan semakin menurun, dari kami juga ada persediaan untuk pakan kering,” katanya saat ditemui di Desa Wisata Nganggring, Selasa (27/12).
Azis mengatakan jumlah kunjungan per tahun di Desa Wisata Nganggring mencapai 200 kunjungan. Didominasi oleh instansi kalurahan, sekolah, hingga dinas.
Ada berbagai paket wisata yang ditawarkan yang dibanderol mulai dari Rp 45 ribu/ orang.
Misalnya paket tracking hutan rakyat yang dibanderol Rp 45 ribu/ orang.
Wisatawan akan diajak untuk berkeliling di lokasi hutan rakyat dan mendapatkan edukasi pengenalan tentang berbagai jenis tanaman.
Ada juga paket pengenalan kambing PE yang dibanderol Rp 75 ribu/ orang. Fasilitas yang didapatkan berupa tour kandang kambing PE, pemberian makan, hingga pemerahan susu kambing.
“Ada juga paket petik salak dibanderol Rp 45 ribu/ orang. Berisi pengenalan kebun salak, praktik penyerbukan bunga salak, petik dan makan salak sepuasnya di lokasi. Semua paket disediakan pemandu, welcome drink, dan snack,” ujar Azis.
Selain paket wisata edukasi, masyarakat juga bisa mendapatkan berbagai paket pelatihan dengan minimal peserta sebanyak 10 orang.
Diantaranya pelatihan pengelolaan hutan rakyat dibanderol dengan harga Rp 150 ribu/ orang, pembuatan pupuk organik dan budidaya kambing PE dengan harga Rp 195 ribu/ orang, serta pelatihan pengolahan sabun susu dengan harga Rp 145 ribu/ orang. (ong/red)