Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Danang: Gelaran Festival Menjadi Kolaborasikan Antara Pariwisata, Budaya, Religi dan Perekonomian

Mengawali tahun 2022, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bersama Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Mataya Arts & Heritage, dan masyarakat Dukuh Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel melaksanakan Festival Van der Wijck. 

JOGJABERITA– Mengawali tahun 2022, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bersama Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Mataya Arts & Heritage, dan masyarakat Dukuh Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel melaksanakan Festival Van der Wijck. 

Festival ini dilaksanakan dalam rangka Mangayubagyo Jumenengan Tingalan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X dan peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2022. 

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menururkan gelaran festival ini menjadi kegiatan pertama tahun 2022 di Kabupaten Sleman yang mengkolaborasikan antara pariwisata, budaya, religi dan perekonomian. 

“Kami berharap Festival Van der Wijck dapat menjadi pemicu bangkitnya pariwisata dan perekonomian di Kabupaten Sleman,” jelas Sabtu (19/3).

Danang menambahkan kegiatan festival ini juga sebagai bukti nyata dari rasa kepedulian dan cinta kita yang tinggi terhadap keberadaan bangunan bersejarah dan upaya untuk melestarikan warisan budaya yang ada di masyarakat. 

Kegiatan yang berlangsung di tepi Selokan Van Der Wijck ini diisi dengan berbagai rangkaian yang dimulai pada hadir Jum’at (18/3) lalu.

Adapun rangkaian acara dalam festival ini antara lain umbul donga, gelar selawat pitutur, Van Der Wijck Walk, kirab adat memetri Buk Renteng dan upacara pembukaan festival.

Seluruh rangkaian tersebut, dinilai Danang sebagai sebuah kolaborasi yang sangat baik sehingga diharapkan menjadi event tahunan yang diselengarakan di Sleman. 

“Kedepan, event ini bisa kita promosikan tidak hanya untuk masyarakat lokal saja, tetapi juga nasional bahkan internasional karna sangat bernilai,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono dalam sambutannya berharap festival ini dapat dilaksanakan secara kontinu, menjadi signature event di Kabupaten Sleman, dan masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2023. 

“Melalui event ini, pengembangan pariwisata di kawasan barat Sleman bukan hanya sekedar rencana tanpa aksi nyata, namun dibuktikan dengan kerja keras, gotong royong antar pemangku kepentingan dengan target yang jelas,”ucapnya.

Gusti Kanjeng Ratu Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan bahwa festival ini membuktikan bahwa budaya kita tidaklah kuno, karena budaya itu tidak lekang oleh waktu. 

“Hanya saja penyajian (packaging) nya yang perlu didorong supporting event yang mengikuti perkembangan zaman, tanpa mengurangi kesakralan dari budaya inti,”tuturnya. (ang/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.