NASIONALTERKINI – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Bencana (Rakorda PB) yang diikuti oleh perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
Tema Rakorda kali ini ialah “Membangun Kapasitas Daerah Menuju Resiliensi Berkelanjutan”, dihelat di Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Rabu (7/2).
Suharyanto mengatakan, Rakorda ini sebagai langkah awal pemerintah dalam menyiapkan langkah mitigasi bencana, pemerintah harus siap sebelum bencana terjadi harapannya agar masyarakat terdampak dapat ditangani secara tepat dan tepat.
“Kalimantan Utara masuk musim penghujan, penanganan bencana harus dimulai pada saat sebelum terjadi bencana itu adalah yang paling efektif dan efisien. Bencana belum ada tapi kita harus siap, apabila nanti terjadi banjir, BPBD sudah bisa bergerak cepat untuk memberikan logistik awal kepada masyarakat yang terdampak, jangan sampai masyarakat kita sudah menderita akibat bencana, kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi,” ucap Suharyanto.
Persiapan yang baik juga akan meminimalisir dampak dari potensi bencana yang akan terjadi di kemudian hari. “Kami datang agar kita lebih mempersiapkan diri sebelum terjainya bencana, ternyata kalau kita lebih siap di awal, lebih sinergi dan lebih terpadu, bencana apapun akan bisa diminimaliisir dampaknya.
Contohnya kebakaran hutan dan lahan tahun 2023 dibandingkan tahun 2019, terlihat penurunannya sangat signifikan, karena kita telah mempersiapkan lebih awal ke wilayah prioritas karhutla. Sekali lagi kita harus lebih meningkatkan kesiapsiagaan.
Cuaca berdasarkan prediksi BMKG ke depan Provinsi Kalimantan Utara tidak yang paling ekstrem tetapi masuk curah hujan menengah, artinya harus waspada khususnya di tempat biasa banjir. Harus berusaha dari tahun ke tahun itu, banjir dampaknya lebih kecil, banjir tahun 2024 harus lebih kecil dari tahun 2023, tahun 2025 kalau masih ada banjir harus lebih kecil, artinya sebagai aparat kita bekerja,” imbuhnya.
Suharyanto berpesan kepada seluruh perwakilan pemerintah daerah, untuk mengupayakan relokasi di wilayah yang sering dilanda bencana, karena dengan adanya relokasi akan mengurangi risiko terdampak bencana bagi masyarakat.
“Untuk yang harus memindahkan (relokasi) masyarakat itu segera. Harus segera di lakukan, Erupsi Gunung Semeru tahun 2021 sebanyak 2,000 kepala keluarga dipindahkan, Desember tahun 2022 erupsi lagi, tapi karena sudah dipindahkan masyarakat tidak ada yang jadi korban, penanganan bencana seperti itu,” pungkas Suharyanto. (edi/cud)