NASIONALTERKINI– Sebanyak 44 penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta menerima alat bantu kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) terpadu yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Program ini bekerja sama dengan Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkessos) bertujuan untuk memberikan dukungan kesehatan kepada masyarakat dengan disabilitas fisik, agar mereka dapat lebih mandiri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Salah satu penerima Faris Fadhli Domily, warga Kemantren Kraton. Saya bersyukur dan kebahagia menerima bantuan ini. Menurutnya, ragam alat bantu yang disediakan pemerintah sangat membantu, baik untuk keperluan sehari-hari di rumah maupun aktivitas di luar rumah.
“Saya merasa dirangkul oleh pemerintah. Ini bukan pertama kalinya saya mendapat bantuan alat bantu pada 2018 lalu saya juga pernah menerima bantuan serupa. Bantuan ini sangat berarti karena penyandang disabilitas selalu membutuhkan alat bantu dalam berbagai situasi,” tutur Faris saat ditemui setelah penyerahan alat bantu kesehatan di Grha Pandawa Komplek Balai Kota Yogyakarta, Rabu (13/11).
Faris yang mengalami amputasi akibat tumor tulang pada usia 18 tahun, pada tahun 2011 lalu menekankan pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar dalam membangkitkan semangatnya. “Support system yang baik sangat membantu untuk melalui masa-masa sulit. Keluarga, teman-teman, dan orang-orang di sekitar saya sangat mendukung dan menguatkan saya,” terangnya. Menurut Faris, dukungan dari pemerintah tidak hanya hadir dalam bentuk alat bantu, tetapi juga dari segala lini. Seperti pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Sosial. “Pelatihan dan pemberdayaan juga ada follow up informasi yang jelas ini sangat penting agar teman-teman disabilitas dapat hidup setara dengan warga lainnya,” katanya.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang menegaskan bahwa program ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menyediakan akses kesehatan yang inklusif.“Penyerahan alat bantu ini diharapkan dapat mendukung kemandirian penyandang disabilitas dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Program ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan inklusivitas sosial dan memberikan layanan kesehatan yang setara bagi seluruh masyarakat,” ujar Maryustion.
Kepala Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial, Heni Rahayuningsih, menambahkan bahwa setiap penerima alat bantu telah melalui proses skrining kesehatan yang melibatkan dokter umum serta spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi. “Proses fitting dilakukan untuk memastikan alat bantu sesuai dan nyaman digunakan oleh penerima manfaat. Kami juga memberikan panduan penggunaan dan membuka komunikasi lanjutan untuk keperluan reparasi jika diperlukan,” ujar Heni. (xtu/wqa)