Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Bakmi Jawa Mbah Gito, Kuliner dengan Konsep Jaman Dulu

JOGJABERITA

JOGJABERITA– Bagi Anda yang masih memanfaatkan waktu liburan di Jogjakarta, tak ada salahnya untuk mencoba referensi kuliner bakmi jawa yang satu ini.

Bakmi Jawa Mbah Gito namanya, berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis Nomor 9, Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogya.

Begitu masuk, pengunjung akan disambut dengan interior ruangan yang unik khas tempo dulu. Warung Bakmi Jawa Mbah Gito nampak dihiasi dengan berbagai ornamen kayu.

Kayu-kayu disusun berdiri layaknya tiang, tetapi tidak beraturan. Pemiliknya adalah Sugito. Gito, sapaannya, menjelaskan awalnya kayu-kayu yang digunakan pada bangunan warung bakmi miliknya merupakan bekas kandang sapi.

“Ini asli kandang sapinya milik Mbah Gito. Kandangnya bukan di sini tapi di Gunungkidul. Di sana tidak dipakai jadi dibawa ke sini. Kayunya mayoritas dari desa, dari kandang sapi dan kebon,” jelasnya ditemui di Warung Bakmi Jawa Mbah Gito, Kamis (27/4).

Suasana tempo dulu di Warung Bakmi Jawa Mbah Gito semakin kental dengan tampilan para pegawainya yang mengenakan pakaian adat jawa lurik. Ini sebagai salah satu wujud Gito dalam melestarikan budaya Jawa.

Gito terbilang bukan pemain baru dalam dunia kuliner di Yogyakarta utamanya bakmi jawa. Dia telah merintis usaha kuliner bakmi jawa sejak tahun 1970.

Berkat ketekunan dan konsistensinya, Gito akhirnya berhasil mengembangkan usahanya sejak 2008 hingga saat ini. Puluhan karyawan juga telah dia berdayakan untuk membantu opersional warung bakmi jawanya.

“Tapi buka tidak langsung laku. Jadi 2008 buka, 2013 baru laku. Lima tahun gali lubang tutup lubang. Terkadang yang datang hanya satu dua orang dan buka sampai jam 1 malam,” ujarnya.

Gito menuturkan menu paling laris di warungnya adalah bakmi jawa goreng dan godog. Selain itu ada juga menu-menu lainnya seperti capcay, rica-rica, hingga nasi goreng.

Untuk mempertahankan cita rasanya, Gito konsisten menggunakan telur bebek dan suwiran ayam kampung sebagai campuran.

Uniknya lagi menu nasi goreng juga menggunakan campuran nasi merah. Untuk bisa menikmati seporsi bakmi jawa, pembeli hanya perlu merogoh kocek mulai dari Rp 32 ribu.

“Untuk menu minumannya tersedia teh poci, wedang uwuh, wedang jahe, dan minuman lainnya,” katanya.

Salah satu pembeli asal Jakarta, Merry Christina mengaku ini merupakan tahun kedua baginya mampir ke Bakmi Mbah Gito.

Dia memesan berbagai menu, diantaranya bakmi goreng, bakmi godog, dan nasi goreng. Menurutnya, bakmi yang disajikan memiliki tingkat kematangan yang pas.

Sementara dari bumbu juga terbilang kuat, campuran antara cita rasa gurih asin dan sedikit manis. Dia mengaku mengetahui Bakmi Mbah Gito dari rekomendasi teman-temannya dan dari media sosial.

“Ini dari Jakarta sama keluarga, mau jalan-jalan aja. Tahun kemarin ke sini tapi tutup dan masih penasaran jadi datang lagi. Rasanya enak banget. apalagi ada acar, rawit. Suasananya saya senang.

Dari awal datang sudah minta difoto karena ini unik. Tidak tempat lain yang seperti ini. Ada tulisan-tulisan yang menarik,” ungkapnya. (eng/ryo)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.