JOGJABERITA– Sebanyak 40 hektar lahan pertanian tembakau milik petani Bantul yang bekerjasama dengan PT Tarumartani telah siap dipanen untuk pertama kalinya.
Nantinya hasil panen akan diolah untuk kemudian di pasokkan ke PT Tarumartani sebagai bahan baku rokok jenis cerutu.
Panen perdana dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (16/9) di Srunggo 2, Selopamioro, Imogiri, Bantul.
Tembakau varietas grompol yang dipanen oleh Sri Sultan ini menjadi jenis mayoritas yang ditanam oleh hampir seluruh petani tembakau di Bantul.
Saat ini, di Bantul sendiri tercatat ada sebanyak 210 hektar lahan yang ditanami tembakau. 40 hektar telah bermitra dengan PT Tarumartani, dan sisanya diharapkan bisa segera memenuhi syarat untuk bisa bermitra dengan PT Tarumartani.
Sri Sultan mengatakan, kualitas tanah milik Bantul ini memang sangat cocok untuk ditanami tembakau.
Bahkan sejak masa pemerintahan Sri sultan Hamengku Buwono IX pun, banyak tanah DIY yang ditanami tembakau.
Meskipun saat itu, tembakau yang ditanam diperuntukan untuk susur. Oleh karenanya Sri Sultan berharap para petani tembakau ini tidak mudah menyerah dan terus berupaya meningkatkan kualitas panenan.
“Tanah di Indonesia memang cocok ditanami tembakau. Di wilayah ASEAN paling hanya Malaysia yang menanam, itu saja hanya untuk rokok putih, bukan untuk cerutu. Tembakau ceritu hanya America Latin saja,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan ingin para petani ini nantinya mampu mengembangkan kerjsama dan bisa menyumbangkan manfaat sebesar-besarnya apda masyarakat yang lain.
Petani harus nglakoni kanti temen atau bersungguh-sungguh, karena memang harus ada usaha lebih untuk hasil lebih.Apalagi mengingat kondisi alam, khususnya di Srunggo 2 yang apabila musim kemarau, angin bertoup sangay kencang.
“Harapan saya petani ya ngelakoni tenan, temen. Jadi karena anginnya di sini banyak jadi mungkin tembakau lebih banyak diperhatikan agar tidak rusak atau sobek dan sebagainya gitu. Panen juga yang penting tepat waktu ya jangan sampai kudanan,” ujar Sri Sultan.
Lebih lanjut Sri Sultan juga mengarahkan agar petani tembakau ini bisa saling bergotong royong dan sharing ilmu.
Mengembangkan diri dengan mengikuti koperasi akan menjadi salah satu solusi untuk para petani tembakau ini bisa lebih maju.
Nantinya selain mendapatkan pemasukan dari hasil panen tembakau yang dijual kepada PT Tarumartani para petani juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui RAT koperasi atau Rapat Akhir Tahun.
“Selain itu juga nantinya melalui koperasi akan lebih mudah untuk petani mencari solusi apabila terjadi kekurangan modal usaha atau modal untuk merawat tanaman seperti pupuk pestisida dan sebagainya,”tuturnya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menuturkan, PT Tarumartani bekerjasama dengan para petani yang tersebar di 5 kapanewon yaiti Dlingo, Pleret, Piyungan, Imogiri dan Pundong. Khusus di kawasan Imogiri, ada seluas 10 hektar.
Dari seluruh lahan pertanian tersebut memamg yang berlokasi di Selopamioro inilah yang sudah siap untuk dipanen.
Berhasil mengantarkan tembakau-tembakau berkualitas untuk dipanen, bersama kelompok tani Bumi Mukti dusun Srungga 2, Halim mengaku sangat bersyukur.
Terlebih dengan perkenan Sri Sultan untuk bisa melakukan panen bersama dirinya dan warga diharapkan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas pertaniannya.
“Kami yakin bahwa pertemuan ini akan membawa keberkahan dan menambah motivasi khususnya bagi para petani tembakau di Selopamioro, Imogiri.
Permasalahan utama dalam pertanian komoditas tembakau adalah pemasaran.
Namun Hal ini sudah terpecahkan dengan kerkasama antara Pemda DIY, PTTarumartani dan masyarakat,” jelas Halim. (ang/red)