JOGJABERITA– Kabupaten Kulonprogo masuk dalam 65 kawasan yang menjadi target dan sasaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dalam program transformasi digital.
Kulonprogo merupakan kawasan pariwisata prioritas dimana ada 270 lebih homestay digadang bisa mengadopsi teknologi digital dalam pelayanan wisatawan.
“Kegiatan kali ini salah satu program Kemenkominfo RI, khususnya di Direktorat Ekonomi Digital Jenderal Aplikasi Informatika, kami punya program transformasi digital di enam sektor strategis, salah satunya pariwisata,” ucap Ketua Tim Transformasi Digital Pendidikan, Kesehatan dan Pariwisata, Kemenkominfo RI Wijayanto, di Desa Wisata Segajih, Hargotirto, Kapanewo Kokap, Rabu (24/5)
Dijelaskan, rangkaian kegiatan adopsi teknologi digital akan dilaksanakan selama dua hari hingga Kamis (25/5). Adapun tahun ini transformasi digital difokuskan untuk homestay, maka yang disasar adalah pengelola homestay untuk lebih tahu apa itu digitalisasi homestay.
“Tujuan utamanya meningkatkan okupansi atau tingkat kunjungan. Jika tadinya promosi atau informasi hanya dari mulut ke mulut, dengan teknologi digital jangkauannya akan jauh lebih luas,” jelasnya.
Ditambahkan, dua hal yang ditekankan yakni bagaimana mengelola homestay mulai dari pemesanan hingga pembayaran, semua dengan teknologi digital.
Selain itu promosi menjadi hal yang tak kalah penting, peserta akan diajarkan bagaimana mendokumentasikan yang baik sehingga calon wisatawan bisa tertarik menginap homestay yang disediakan.
“Kami menggandeng whouse yang merupakan mitra kami untuk program transformasi digital ini, whouse adalah startup digital di bidang pariwisata,” ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo Joko Mursito menyambut baik, sesuai dengan visi pariwisata kolaboratif berbasis budaya berkelanjutan dan berkelas dunia, kuncinya yakni kolaboratif.
“Selalu saya sampaikan pariwisata bisa berkemang maju jika didukung sektor lain, digitalisasi homestay yang dilaksanakan Kemenkominfo RI adalah bagian dari kolaborasi yang dilakukan,” katanya.
Diharapkan, homestay-homestay yang ada di Kulonprogo semakin melek teknologi dan bisa mengikuti perkembangan jaman. Sejauh ini, Kulonprogo memang masih ada kendala sinyal atau jaringan, sehingga diharapkan Kemenkominfo RI tidak hanya melatih, tetapi juga memberikan solusi.
“Semoga setelah ini ada jaringan yang dibawa ke perbukitan menoreh ini sehingga bisa solutif dan itu yang tengah diperjuangkan dengan kominfo. Sebab promosi melalui media sosial atau digital yang itu harapannya betul-betul bisa mendorong okupansi tingkat kunjungan wisata dan menginap di homestay di wilayah Kulonprogo,” harapnya.
Ditambahkan, pada prinsipnya pariwisata harus mengikuti perkembangan jaman, mengikuti trend dan suasana zaman yang terjadi. “Kita saat ini tengah berada di ranah-ranah digital melakukan promosi melalui media sosial dan sebagainya, dan itu juga harus diikuti teman-teman di desa wisata, sehingga promosi jauh lebih luas dan lebar dibanding sekedar promosi dari mulut ke mulut,” ucapnya. (yop/wer)